Sabtu, 02 Maret 2019

Everything Everything, Nick Robinson and Amandla Stenberg Keren Banget!




Akhir-akhir ini, saya memantau aktor tampan Nick Robinson dan Amandla Stenberg karena film ini. Everything, Everything, film yang dirilis tahun 2017 lalu menambah daftar perfilman yang mengangkat dari sebuah novel.

Sinopsis

Based of the book Nicola Yoon, Amandla Stenberg berperan sebagai Maddy, gadis usia 18 tahun yang mengidap penyakit SCID, penyakit immuno-defisiensi yang mencegahnya meninggalkan rumah dan berinteraksi dengan orang lain sehingga seumur hidupnya ia tidak pernah keluar dari rumahnya karena penyakitnya yang akan mematikan dirinya jika ia berani keluar dari rumahnya. Jadi, selama 15 tahun ini dia dirawat oleh ibunya  Pauline Whittier (Anika Noni Rose), merawatnya dengan bantuan perawatnya Carla (Ana de la Reguera). Maddy benar-benar hidup terisolasi.

Di awal film ia menceritakan kehidupan membosankannya yang memiliki rutinitas itu-itu saja. Dia suka menggunakan baju putih dan stok bajunya lebih dari 3 stel. Dia sering membayangkan dunia luar itu seperti apa. Lalu, tidak sengaja Maddy melihat ke luar jendela rumahnya. Dia melihat ada seorang anak lelaki bersama keluarganya baru pindah rumah di samping rumah Maddy persis.



Yap, dialah si tampan Olly (Nick Robinson).Ternyata, Olly juga melihat Maddy. Mereka saling memandang saat Maddy melihatnya melalui jendela. Ini adegan bikin dagdigdug, senyuman Olly sih yang lebih kelihatan melegakan. Ketika di malam hari itu, Pauline dan Maddy sedang menonton film, Olly beserta adiknya, Kayra (Taylor Hickson), muncul di depan pintu rumah mereka dan menawarkan kue bundt. Pauline dengan sopan menolaknya dan ketika Pauline akan menutup pintu, Olly bertanya di mana putrinya berada. Pauline berbohong dan memberitahunya bahwa Maddy tidak ada di rumah. Terungkap juga bahwa ayah Olly sangat kasar dan hubungan mereka renggang, sehingga keluarga Olly pindah ke California karena ingin menghindari ayahnya yang bermasalah dengan minuman keras.


Seiring berjalannya cerita, Maddy dan Olly saling tertarik. Kebetulan, jendela kamar Maddy bersebelahan dengan jendela kamar Olly sehingga mereka saling bertukar nomor telepon melalui pesan yang ditulis tangan dan diperlihatkan melalui jendela. Jadi keinget video klipnya Taylor Swift You Belong With Me, hihi. Dari situ, kehidupan Maddy seperti lebih berwarna. Apalagi sikap Olly perhatian sekali dengannya, memicu kebaperan.



Sejak kenal dengan Olly, Maddy juga lebih berani dan mencoba bermain, ngobrol dengan Olly tanpa sepengetahuan ibunya. Maddy tahu, tidak ada yang boleh masuk ke rumahnya selain ibu dan Carla. Carla masuk ke rumahnya saja harus melakukan pembersihan dahulu, bagaimana orang lain? Namun, Maddy curhat kepada Carla jika ia ingin mengajak Olly ke rumah itu.  Karena kasihan, Carla pun membantu keinginan Maddy yang ingin mengundang Olly ke rumahnya. Momen-momen canggung tersebut membuat Maddy dan Olly makin saling suka.

Ada satu kutipan, intinya, "Kamulah yang membuatku betah ada di California."Yap, sederhana, tapi rasanya cukup mengungkapkan bahwa Olly tulus menyukai Maddy. Dan anehnya, ketika Olly dan Maddy ini saling bertemu, penyakit Maddy nggak kumat. Nggak menimbulkan gejala apa-apa.
Kedatangan Olly ternyata diketahui oleh ibu Maddy, dan ibunya sangat marah kepada Maddy dan Carla yang bersekongkol mengundang Olly ke rumah. Peraturannya, tidak ada yang boleh masuk ke rumahnya selain Carla dan mereka berdua. Alhasil, Carla dipecat tanpa ada alasan oleh Pauline.

Kemarahan ibunya makin membuat Maddy nekad ingin keluar dari rumah. Ia sudah nggak tahan terus menerus dikurung seperti itu. Maddy ingin merasakan berenang di laut, ia ingin berjemur di bawah sinar matahari. Singkat cerita, ia kabur dan mengajak Olly ke Hawaii menggunakan kartu kredit ibunya. Olly dan Maddy benar-benar romantis dan menikmati liburan sembunyi-sembunyi mereka. Maddy ingin membuktikan kepada ibunya bahwa ia bisa bertahan di lingkungan luar tanpa takut penyakitnya.

Dan ternyata benar, Maddy sebenarnya nggak punya penyakit apa-apa. Selama ini ia dikurung karena ibunya punya kekhawatiran yang amat tinggi. Lebih tepatnya seperti trauma yang berlebihan. Sebelum Maddy dikatakan mengindap SCID, ayah dan adik Maddy meninggal karena kecelakaan, dan hanya dia yang selamat dari kecelakaan itu. Sejak saat itu, ibunya sangat khawatir akan terjadi seperti itu jika ia membiarkan Maddy keluar rumah seenaknya. Maddy marah, tapi juga menyayangi ibunya yang terlalu mengkhawatirkannya. Rahasia itu sudah diselidiki Maddy sejak lama, namun baru kali ini Maddy mengetahui kebenarannya. Seorang dokter juga menegaskan bahwa Maddy tidak pernah memiliki SCID, hanya sistem kekebalan tubuhnya yang kurang berkembang karena hidup di udara yang bersih dan disaring sepanjang hidupnya.

Hasil gambar untuk everything, everything


 Review

Awalnya saya kurang suka dengan film ini karena mengusung tema tentang penyakit. Saya sudah lelah melihat film-film bertema penyakit seperti sebelum-sebelumnya. Tapi lama kelamaan saya suka jalan ceritanya. Sangat menghibur, dan nggak berlebihan. Disini Anda bisa melihat kisah percintaan remaja yang polos. Nggak tau, rasanya itu melihat chemistry kedua aktor ini bisa dapat aja feelingnya. Mereka sama-sama manis. Semua seperti serba wajar di film ini. Tapi senang kalau lihat yang begini, bisa senyum-senyum sendiri. Apalagi senyum Maddy manis banget.

Mungkin memang begini ciri khas film yang dibuat dari novel, selalu terlihat jelas deskripsinya, mulai dari bagaimana aktivitas tokoh utamanya, kesukaannya, dan permasalahannya. Kalau film yang tidak diadaptasi dari novel, rata-rata selalu to do point dengan jalan cerita mereka tanpa perlu repot-repot mengulas detail sesuatu.

Akting Nick Robinson disini tetap seperti di film Krystal. Namun, menurut saya cukuplah menggambarkan karakter Olly yang cuek tapi juga lucu. Menariknya lagi, Amandla Stenberg berhasil memerankan Maddy dengan baik. Tidak berlebihan, juga tidak terlalu menggenaskan. Intinya, film ini cocok untuk pecinta drama yang tidak ingin menangis, dan cocok untuk yang ingin mengagumi tampannya si Nick.

Soundtrack filmnya pun juga cukup enak, ada yang paling saya sukai, judulnya Let My Baby Stay, lagu yang dicover oleh Amandla Stenberg sendiri, silahkan cari di Youtube. Disini juga ada lagunya Alesia Cara yang Stay, Billie Eilish yang Ocean Eye, enak, dan pas. Kira-kira, ada film apalagi yang akan diangkat dari novel? Kalau disuruh memilih, novel apa yang ingin diangkat menjadi film? Kalau saya pribadi, saya ingin novel Strays karya Ron Koertdge diangkat menjadi film karena novel itu bagus banget.

Terima kasih sudah simak review saya. Ditunggu lagi review-review sederhana saya! See ya!